- Back to Home »
- Mempersiapkan membuat dokumentasi video
Posted by : satriofantasi81
Selasa, 20 Oktober 2015
Pada dasarnya film dan
video merupakan rangkaian dari banyak frame (bingkai) gambar yang didalamnya
berisi tahap demi tahap suatu gerakan /sekuen yang diputar dengan kecepatan
tertentu. Video sendiri dikenal luas diseluruh dunia pada pertengahan periode
1970-an. Bahan baku untuk format video (pita kaset) jauh lebih murah disbanding
dengan bahan bakku untuk format film (pita seluloid). Ada 2 jenis format video
yang digunakan yakni jenis analog dan digital.
a. Video analog
Video
analog adalah generasi pertama sebelum adanya jenis video digital. Media utnuk
menyimpan data video tersebut biasanya berupa pita kaset (tape) berbahan dasar
pita magnetic. Beberapa jenis video analog seperti U Matic, Betacam SP,
Betamax, VHS dan S-VHS.
b.Video digital
Video
digital sering disebut dengan DV yang berbeda dengan video analaog. Hal yang
membedakan adalah video digital menggunakan arus sinyal dengan kode algoritma (encoded)
yang terdiri atas kombinasi angka 1 dan 0, dimana media pengirim mampu
mengubahnya kedalam format bahasa elektronik. Era video digital dimulai dengan
ditemukannya CCD (Charge Couple Devico) yang merupakan chip elektronik yang
peka terhadap cahaya untuk kemudian disimpan dalam pita berbentuk sinyal video.
A.
Teknik membuat scenario
Scenario
adalah gambaran tertulis dari keseluruan isi video yang ingin dibuat. Scenario berisi
kerangka cerita dalam bentuk dasar rangkaian yang adegan-adegannya tidak
terlalu dirincikan.
B.
Macam dan jenis peralatan pendukung
pembuatan dokumentasi video
1.Peralatan primer
Perlatan
primer adalah satu peralatan yang memiliki peran penting/pokok
Contoh
:
Kamera video
adalah alat untuk merekam/mengambil gambar bergerak.
Komputer
yang dipakai biasanya dengan spesifikasi sebagai berikut :
Motherboard
dengan chipset terbaru, prosesor Pentium IV keatas, memory 1 GB, harddisk 350
GB, VGA Card 128 MB, CD/DVD RW, Monitor 19”, Speaker aktif.
Video capture card
adalah card yang dihubungkan pada slot PCI computer yang berfungsi untuk
memindahkan hasil rekaman kamera ke computer.
2.
Peralatan sekunder
Peralatan
sekunder ialah peralatan pendukung dalam pengambilan gambar/video.
Contoh
: monopod/trimpod, lampu, cassette cleaner,baterai cadangan, rewinder,
microphone.
C.
Teknik pengambilan gambar
1. Ukuran
pengambilan gambar
a. Extreme
Long Shoot (ELS)
Gambar
diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar
belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap
lingkungannya.
b. Long
Shoot (LS)
Pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil
dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
c. Medium
Long Shoot (MLS)
Gambar
diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka
seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala
sampai lutut.
d. Medium
Shoot (MS)
Gambar
diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka
seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala
sampai lutut.
e. Medium
Close Up (MCU)
Hampir sama dengan MS, jika objeknya
orang dan diambil dari dada keatas.
f. Close
Up (CU)
Gambar diambil dari jarak dekat, hanya
sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki
yang bersepatu baru
g. Big
Close Up (BCU)
Pengambilan
gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
h. Extreme
Close Up (ECU)
Lanjutan dari Pengambilan gambar yang
terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari
sepatu.
i.
Two Shoot (TS)
Menampilkan 2 gambar objek dalam satu
frame.
2. Sudut
pengambilan gambar
a.
Bird Eye
View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan
dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek
b.
High
Angle
Sudut pengambilan dari atas objek
sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan
dramatis yaitu nilai “kerdil”.
c.
Frog Eye
Sudut pengambilan
gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau
lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata
katak
d.
Low Angle
Sudut pengambilan dari
arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini
memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat,
dominan.
e.
Eye Level
Sudut pengambilan
gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata
seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar
3. Gerakan
dalam kamera
1. Zoom
in/out
Gerakan kamera menjauhi dan mendekati
objek.
2. Panning
gerakan kamera
menyamping. Pann left gerakan ke arah kiri dan pann right gerakan ke arah
kanan.
3. Tilting
gerakan kamera secara vertical atau atas
bawah. Tilt Up gerakan naik dan Tilt Down gerakan turun.
4. Tracking
gerakan kamera dengan arah maju dan
mundur atau depan belakang, bisa dengan bantuan doly atau rel kereta. Track In
gerakan maju kedepan dan Track Out gerakan mundur kebelakang
5. Crabbing
Menggerakkan kamera swecara horinzontal
dengan arah menyamping dan objek yang disorot pada posisi diam.
6. Pedestal
Menggerakkan kamera secara vertical dengan
objek pada posisi diam.
7. Arc
Gerakan kamera memutar mengitari objek
dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
8. Traveling
Menggerakkan kamera saat mengambil
gambar objek bergerak.